Selasa, 29 Agustus 2023

lorong kelas

Rabu pagi, terdengar suara langkah kaki berjalan menuju kelas. Dia sedang berjalan terburu buru sembari memberikan senyuman manis yang semanis gula. Akulah bunga yang selalu mekar saat menatapmu lewat sela-sela jendela antara kelas kita. kuyakin aku tak pernah layu, asal diguyur oleh senyummu. Akan kuingat aku, kamu dan seragam merah kotak itu. Terima kasih tuan, denganmu atau tidak, semoga kebaikan selalu memberkahi kita.

Selasa, 22 Agustus 2023

mengabadikan setiap rasa dalam bait aksara

setelah sekian lama menutup diri. akhirnya, aku jatuh cinta lagi. senang sekali berada disini, jiwa jiwa yang kosong telah kembali pulih.
entahlah, aku tidak mengerti alasan mengapa diriku jatuh sedalam ini dan aku juga tidak tau awal mula cinta ini bertumbuh. kita memang tidak pernah saling berbicara tapi, kita saling memperhatikan satu sama lain. aku tidak berani mendekatimu karena kita tidak dekat dan kata orang-orang cinta tidak harus saling memiliki dan cinta tidak harus diungkapkan. jadi, ya nikmati saja alur cerita ini ~ 
tanpa berkomunikasi saja aku bisa sejatuh ini padamu, entah seberapa dalam lagi jika semesta merestui ku untuk bertemu denganmu. tapi, nyata nya aku memilih untuk diam tanpa menyapa, kali ini aku jatuh cinta pada seseorang yang hanya bisa kulihat tapi tak bisa ku ajak bicara. jatuh hati padamu adalah bagian paling menyenangkan yang pernah aku rasakan. kamu adalah versi terbaik, dari semua cinta yang pernah ada. aku berdoa semoga Allah selalu menjaga dan melindungimu. aku juga berdoa semoga Allah memudahkan langkahmu agar aku dan kamu menjadi "kita"








Selasa, 15 Agustus 2023

Sekolahku Ramah Anak, Anti Bullying, Sekolah Aman !


                          SMA Negeri  1 Pekalongan Deklarasikan Sekolah Ramah Anak    


Kota Pekalongan - SMA Negeri 1 Pekalongan deklarasikan sekolah ramah anak, Jum'at (31/12/2022) di Aula SMA N 1 Pekalongan.
Acara tersebut dihadiri langsung oleh Walikota Pekalongan, H. A. Afzan Arslan Djunaid, SE, Bunda literasi Kota Pekalongan, Hj. Inggit Soraya, S.Sn, Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Perlindungan Anak, Sabaryo Pramono, S.Sos., M.Si, Kabid Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Nur Agustina, S.Psi., M.M., Forum Anak Kota Pekalongan, serta Komite Sekolah SMA Negeri 1 Pekalongan. Walikota Pekalongan mengapresiasi pihak sekolah maupun siswa yang senantiasa berkomitmen untuk menjadikan SMA Negeri 1 Pekalongan tersebut sebagai sekolah ramah anak.
"Saya apresiasi sekali karena telah berkomitmen mendukung pemerintah Kota Pekalongan dengan mendeklarasikan Sekolah Ramah Anak ini," kata Walikota. Ia mengatakan bahwa Kota Pekalongan termasuk terbaik di Jawa Tengah dalam hal penerapan Sekolah Ramah Anak.
Pemerintah Kota Pekalongan selalu mendorong semua sekolah di Kota Pekalongan untuk menjadikan sekolahnya sebagai Sekolah Ramah Anak, mulai dari tingkat dasar hingga menengah atas, baik swasta maupun negeri.
"Semua sekolah kami dorong untuk menyusul, cuma terkadang kendalanya ada beberapa sekolah yang masih kena banjir ataupun rob, sehingga fasilitasnya kurang memadai," pungkas Walikota
















         Sekolah Ramah Anak menjadi upaya penyelesaian penghapusan kekerasan berbasis sekolah. Sekolah ramah anak merupakan model sekolah yang memastikan setiap anak secara inklusif berada dalam lingkungan yang aman, nyaman secara fisik, sosial, psikis dan dapat hidup tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara wajar sesuai fase perkembangannya serta mendapatkan perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Sekolah Ramah Anak mengikutsertakan orang tua memiliki tanggung jawab bersama dengan sekolah untuk menjaga anak berproses dalam dunia pendidikan. Selain itu, menjunjung prinsip-prinsip tanpa kekerasan dan diskriminasi, mengedepankan kepentingan terbaik bagi anak, memperhatikan kelangsungan hidup dan tumbuh kembang anak serta penghargaan terhadap pendapat dan partisipasi anak.  Dalam usaha mewujudkan Sekolah Ramah Anak perlu didukung berbagai pihak antara lain keluarga, masyarakat, lingkungan dengan tahapan pembentukan yang sesuai. Tahapan pembentukan sekolah ramah anak yaitu :

  1. Persiapan

  • Sekolah: Sosialisasi, komitmen sekolah dengan membentuk Tim SRA/SK (sekolah), Identifikasi potensi, melaporkan kepada Dinas PPPA/Dinas Pendidikan/ Kemenag
  • Pemda: Membuat SK Daerah, membantu pembuatan papan nama
  1. Perencanaan

Menyusun rencana aksi/program tahunan; merencanakan kesinambungan  kebijakan, program, dan kegiatan yang sudah ada (UKS, Adiwiyata, dll) serta program lainnya; membuat  mekanisme pengaduan; pemda  mengalokasikan dana untuk membatu pendampingan, pelatihan , dan monev.

  1. Pelaksanaan

Melaksanakan rencana aksi/program SRA Tahunan dengan mengoptimalkan semua sumber daya termasuk dari pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha, alumni  dll; melakukan upaya  pemenuhan komponen SRA; pelatihan dan pendampingan oleh pemda

  1. Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan

Pemda melakukan Pemantauan setiap  3 bulan; pemda melakukan evaluasi setiap tahun; laporan ke gugus tugas KLA dan KPPPA,Kemdikbud, Kemenag.


                                                                                            Yuk Simak Video Ini!    




Selasa, 08 Agustus 2023

boso wong kalongan iku yo unik lhur.

Lahir di Pekalongan jelas saya terinfeksi penuh budaya dan kultur masyarakat Pekalongan Jawa Tengah. Apalagi sudah sejak kecil saya tinggal di Kota Batik ini, tepatnya di pesisir Pantai Utara. Jarak dari rumah ke pantai kurang dari satu kilometer. Jadi, kalau kamu-kamu mau main ke tempat saya boleh banget. Oleh karena sejak kecil menggunakan bahasa dan dialek Pekalongan, saya sedikit kerepotan ketika berbicara dengan orang lain dari luar Pekalongan. Saat mempraktikkan berdialog menggunakan dialek bahasa Pekalongan di Semarang, banyak teman yang nggak mengerti. Begitu pula saat saya di Jogja, Malang, atau Surabaya. Dialek Pekalongan itu unik, oleh karena itu nggak mudah dipahami orang luar, hanya warga Pekalongan sendiri. Ini serius. Jangankan buat warga yang lokasinya jauh dari Pekalongan. Kadang dialek dan bahasa Pekalongan nggak bisa dipahami atau berbeda makna dengan mereka yang berdomisili di kota yang satu karesidenan sama Pekalongan. Misalnya untuk orang Pemalang. Kata “bathir” meski sama-sama berbahasa Jawa, memiliki makna berbeda di Pekalongan dan Pemalang.
Di Pekalongan “bathir” maknanya pembantu, tapi “bathir” bagi orang Pemalang artinya teman. Sudah bisa dibayangkan, bagaimana repotnya ketika orang Pekalongan ngobrol sama orang Pemalang? Kurang lebih bakalan begini, Si A (Orang Pemalang) bilang, “Mas, gelem dadi bathirku rak?” Sontak, si B yang orang Pekalongan matanya langsung terbelalak. Mengira dirinya disuruh jadi pembantu. Perihal sapaan beda lagi. Kalau seluruh Nusantara mengerti kata “Jancuk” yang berasal dari Jawa Timuran itu sebagai sapaan akrab mereka. Dan kini hampir semua orang mengerti akan itu, di Pekalongan tentu nggak berlaku. Bukan menganggap “Jancuk” kasar, tetapi orang Pekalongan biasa menyapa dengan sapaan lain. Biasanya buat lebih akrab, orang Pekalongan akan menyapa menggunakan kata “Lhoh”, “Lhem”, “Lhur”, “Mhad”. Kata sapaan ini agak susah dimengerti orang-orang di daerah lain. Saya pernah mencobanya. Di Jogja, kebetulan bertemu teman saya sama-sama Pers Mahasiswa (Persma), ketika saya sapa memakai kata “Lhem“, teman saya itu kebingungan. Mungkin dikira saya mau nge-lem kali ya. Duh~ Dialek Pekalongan mempunyai kosakata yang lumayan sukar dimengerti orang luar. Bahkan saking lokalnya, bahasa-bahasa Pekalongan menjadi ciri khas orang Pekalongan ketika berpergian. Contohnya kata “kotomonoho”, ini bukan bahasa Jepang, melainkan bahasa Pekalongan asli. Maknanya seumpama, jadi dalam contoh kalimatnya seperti ini “kotomonoho nek aku lungo, kowe tak jak yo dek.” (Seumpama aku pergi, kamu aku ajakin ya dek). Selain “kotomonoho” ada kata yang jika dipikir-pikir maknanya hampir mirip tapi sebenarnya untuk penggunaannya berbeda. Kata “mbopoho” yang artinya barangkali. Kalau “kotomonoho” dipakai di awal kalimat, “mbopoho” ini biasanya ditaruh di tengah. Kedua kata tersebut, bisa dipakai saat orang Pekalongan berharap, atau belum tahu terjadi tidaknya suatu kejadian. Misalnya, “kowe ngger ngumah bae yo nduk, mbopoho ono tamu mengko!” (Kamu di rumah saja ya nak, barangkali ada tamu nanti)

Sumber Artikel dari kotomonodotco : Uniknya Dialek Pekalongan yang Repot Kalau Dipraktikkan di Daerah Lain https://kotomono.co/?p=8948

di perempatan tanggal 24

kabar baik, aku bertemu dengannya pada saat pemberhentian lampu merah:D HAHAHA ku panggil namanya, dan ia menoleh. ku beranikan diri untuk m...